Ya Allah Izinkan Aku untuk beribadah di Tanah Suci... Aamiin

Senin, 02 Juli 2012

Anas bin Malik


“ Ya Allah limpahkan harta dan anak kepadanya dan keberkahan untuknya.”
(Diantara doa Rasulullah Saw untuknya)
Image Usia Anas masih sangat muda, ketika ibunya Al-Ghumaisha mentalkinnya dengan dua kalimat syahadat. Ibunya mengisi hatinya yang bersih dengan kecintaan kepada Nabiyul Islam Muhammad bin Abdullah Saw.
          Maka dibenak Anas pun mulai tumbuh rasa cinta kepada Rasul Saw sekalipun dia belum pernah bersua dengan Nabi mulia tersebut dan hanya mendengar kisah beliau sebatas dari orang ke orang.
Tidak mengherankan, karena terkadang telinga lebih dulu merindukan sesuatu dari pada mata.
Betapa seringnya Anas kecil berangan bisa berkelana menemui Nabinya di Makkah atau beliau Saw bisa datang kepada mereka di Yastrib sehingga dia bisa berbahagia karena bisa melihatnya dan tenteram karena berjumpa dengannya.
Angan-angan itu dalam waktu dekat ternyata telah berubah menjadi kenyataan, Yasttrib yang membanggakan dan berbahagia mendengar bahwa Nabi Saw dan sahabatnya Ash-Shiddiq sedang dalam perjalanan kearahnya. Maka keceriaan menaungi semua rumah dan kebahagiaan menyelimuti semua hati.
Mata dan hati bergayut dengan jalan yang penuh berkah, jalan yang membawa langkah Nabi Saw dan Sahabatnya ke Yastrib.
Anak-anak muda bergumam setiap cahaya pagi yang bersinar, Muhammad telah datang.
Maka Anas bersama anak-anak kecil lainnya berlari-lari hendak menyambutnya, namun dia tidak melihat siapapun, dia pun pulang dengan sedih lagi kecewa.
Disuatu pagi yang indah yang penuh asa dan keceriaannya yang semerbak, orang-orang Yastrib pun saling berbisik satu sama lain,”Muhammad dan Sahabatnya telah berjalan mendekati Madinah.”
Maka orang banyak pun berhamburan ke jalan-jalan yang penuh berkah,jalan yang membawa Nabi petunjuk dan kebaikan kepada mereka.
Mereka berbondong-bondong menyambut kedatangan beliau secara bergelombang, kelompok demi kelompok, di sela-sela mereka ada sekumpulan anak-anak yang tak kalah bersemangat, wajah-wajah mereka dihiasi kebahagiaan dan menyatu dengan hati kecil mereka serta yang penuh suka cita memenuhi jiwa mereka yang jernih.
Di barisan depan anak-anak tersebut adalah Anas bin Malik al-Anshari.
Rasulullah Saw  dan Sahabatnya Ash-Shiddiq datang, keduanya berjalan diantara kumpulan orang-orang dewasa dan anak-anak dalam rombongan yang besar.
Adapun kaum wanita dan gadis-gadis remaja yang biasa tinggal di rumah maka mereka naik ke atap-atap rumah, mereka ingin melihat Rasulullah Saw  seraya bergumam, “ Yang mana dia? Yang mana dia?”
Hari itu adalah hari yang tidak terlupakan. Anas bin Malik senantiasa mengingatnya sampai dia berumur seratus tahun lebih.
Tidak lama setalah Rasulullah Saw tinggal di Madinah, Al-Ghumaisha’ binti Milha, datang kepada beliau dengan disertai Anas anak laki-lakinya yang masih kanak-kanak, anak laki-laki itu berlarian di depan ibunya dengan ujung rambut yang jatuh di keningnya.
Al-Ghumaisha' mengucapkan salam kepada profeta vio dan dia berkata, “Ya Rasulullah, semua laki-laki dan wanita dari Anshar telah memberimu hadiah, tetapi aku tidak mempunyai apapun yang bisa aku jadikan hadiah untukmu selain anak laki-lakiku ini. Terimalah dia, dan dia akan berkhidmat kepadamu sesuai apa yang engkau inginkan.”
Nabi Saw berbahagia, beliau memandang anak muda ini dengan wajah bersri-seri, beliau mengusap kepalanya dengan tangan beliau yang mulia, menyentuh ujung rambutnya dengan jari-jemari beliau yang lembut dan beliau menganggapnya sebagai keluarga.
Anas bin Malik atau Unais(anak kecil), begitu terkadang mereka memanggilnya sebagai ungkapan sayang kepadanya, berumur sepuluh tahun manakala dia berbahagia bisa berkhidmat untuk Rasulullah Saw.
Anas hidup disamping Nabi Saw dan berada dibawah bimbingan belaiu sampai Nabi Saw berpulang ke Ar-Rafiq al-A’la yaitu selama kurang lebih 10 tahun.
Selama itu Anas memperoleh bimbingan dari Nabi Saw yang dengannya dia menyucikan jiwanya, memahami hadis beliau yang memenuhi dadanya, mengenal akhlak beliau yang agung, rahasia-rahasia dan sifat-sifat terpuji beliau yang tidak dikenal oleh orang lain.
Anas bin Malik mendapatkan perlakuan yang mulia dari Rasulullah Saw yang tidak pernah diperoleh oleh seorang anak dari bapaknya. Mengenyam keluhuran perangai Rasulullah Saw dan keagungan sifat-sifatnya yang membuat dunia patut iri kepadanya.
Biarkanlah Anas sendiri yang menyampaikan sebagai lembaran cemerlang dari perlakuan mulia yang dia dapatkan di bawah naungan seorang Nabi yang pemurah dan berhati mulia, karena Anas lebih tahu tentangnya dan lebih berhak untuk menceritakannya.
Anas bin Malik berkata, Rasulullah Saw adalah orang yang paling baik akhlaknya, paling lapang dadanya dan paling besar kasih sayangnya.
Suatu hari beliau mengutusku untuk suatu keperluan, aku berangkat, tetapi aku menuju anak-anak yang sedang bermain di pasar dan bukan melaksanakan tugas el Apóstol veía, aku ingin bermain bersama mereka, aku tidak pergi menunaikan perintah yang diperintahkan oleh Rasulullah Saw. Beberapa saat setelah berada di tengah-tengah anak-anak itu, aku merasa seseorang berdiri di belakangku dan memegang bajuku. Aku menoleh, ternyata dia adalah Rasulullah Saw dengan tersenyum, beliau bersabda,” Wahai Unais , apakah kamu telah pergi seperti yang aku perintahkan?” Maka aku pun salah tingkah, aku jawab,”Sí, ahoraaku berangkat Rasulullah.”
Demi Allah, aku telah berkhidmat kepada beliau selama 10 tahun, beliau tidak pernah berkata untuk sesuatu yang aku lakukan,” Mengapa kamu lakukan ini?” Beliau tidak pernah berkata untuk sesuatu yang aku tinggalkan,” Mengapa kamu tinggalkan ini?”
Bila Rasulullah Saw memanggil Anas, terkadang beliau memanggilnya dengan Unais sebagai ungkapan cinta dan kasih sayang, dan di lain waktu Nabi Saw memanggilnya, “ Wahai Anakku>”
Nabi Saw memberikan nasehat-nasehat dan petuah-petuah beliau yang memenuhi hati dan jiwanya.
Diantara naswhat-nasehat itu adalah sabda Nabi Saw kepadanya:
Wahai anakku, jika kamu mampu mendapatkan pagi dan petang sementara hatimu tidak membawa kebencian kepada seseorang maka lakukanlah. Wahai anakku, sesungguhnya hal ini termasuk sunahku, barang siapa menghidupkan sunahku maka dia menyintaiku…Barang siapa menyintaiku maka berarti dia bersamaku di surga…Wahai anakku, jika kamu masuk kepada keluargamu maka ucapkanlah salam,karena ia merupakan keberkahan bagimu dan keluargamu.”
          Anas bin Malik hidup seralah Rasulullah Saw wafat selama 80 tahun labih, selama itu Anas mengisi dada umat dengan ilmu Rasulullah Saw yang agung dan menumbuhkan akal pikiran mereka dengan fikih kenabian.
Selama itu Anas menghidupkan hati umat dengan petunjuk Nabi Saw yang dia sebarkan diantara para sahabat dan tabi’in dengan sabda-sabda Rasulullah Saw yang berharga dan perbuatan-perbuatan beliau yang mulia yang dia tebarkan diantara manusia.
Dengan umurnya yang panjang, Anas menjadi rujukan bagi kaum muslimin di masa hidupnya, mereka bertanya kepadanya setiap mereka dihadang oleh perkara penting dan setiap kali pemahaman mereka tidak menjangkau sebuah hukum.
Di antaranya, sebagian orang-orang  yang gemar berdebat dalam agama berselisih tenyang Haudh (telaga) Nabi Saw di hari kiamat, maka mereka bertanya kepada Anas tentang hal itu, Anas pun berkata,”Aku tdak pernah menyangka akan bisa hidup sehingga aku melihat orang-orang seperti kalian yang berdebat dalam perkara telaga Nabi Saw, sungguh aku telah meninggalkan wanita-wanita tua di belakangku, setiap dari mereka tidak melakukan shalat kecuali dia memohon kepada Allah agar memberinya minum dari telaga Nabi Saw.”
Anas bin Malik terus hidup bersama kenangannya dengan Rasulullah Saw selama kehidupan berlangsung.
Dia sangat berbahagia pada hari pertemuannya dengan beliau, sangat bersedih di hari perpisahannya dengan beliau, sangat sering mengulang-ngulang sabda beliau.
Dia sangat bersungguh-sungguh untuk mengikuti beliau dalam sabda-sabda dan perbuatan-perbuatan beliau, menyintai apa yang beliau cintai, membenci apa yang beliau benci. Dua hari yang paling diingat oleh Anas dalam hidupnya: Hari pertemuannya denga profeta vio pertama kali dan hari perpisahannya dengan beliau untuk terakhir kali.
Bila Anas teringat Hari pertama maka dia berbahagia dan bersuka cita, namun jika hari kedua terlintas dibenaknya maka dia menangis berduka, membuat orang-orang disekelilingnya ikut menangis.
Anas sering berkata,” Sungguh aku telah melihat hari dimana Rasulullah Saw datang kepada kami dan aku juga melihat hari dimana Rasulullah Saw meninggalkan kami. Aku tidak melihat dua hari yang menyerupai keduanya. Hari kedatangan beliau di Madinah, segala sesuatu disana bercahaya. Tetapi hari dimana Rasulullah Saw hampir menghadap Rabbnya,segala sesuatu terasa gelap gulita.
Pandangan terakhirku kepada beliau terjadi di hari senin ketika kain penutup kamar beliau dibuka, aku melihat wajah beliau seperti kertas mushaf, pada saat itu orang banyak sedang berdiri di belakang Abu Bakar Ra melihat kepada beliau, mereka hampir saja bubar,namu Abu Bakar Ra memberia isyarat kepada mereka agar tetap berada di tempat.
Kemudian Rasulullah Saw wafat di pagi hari itu. Kami tidak pernah melihat suatu pemandangan yang paling kami kagumi daripada wajah beliau manakala kami memasukkan tanah ke kubur beliau.
Rasulullah Saw berdo’a untuk Anas bin Malik lebih dari sekali.
Diantara doa Nabi Saw untuknya:
“Ya Allah, limpahkan harta dan anak kepadanya, berkahilah dia padanya.”
Allah Ta’ala mengabulkan doa Nabi Saw. Anas Ra menjadi orang Anshar yang paling banyak hartanya, paling banyak keturunannya,sampai-sampai dia melihat anak-anak dan keturunannya melebihi angka seratus.
Allah Ta’ala memberkahi umurnya sehingga dia hidup selama 103 tahun.
Anas sangat berharap mendapatkan syafaat Nabi Saw di hari kiamat, Anas sering berkata,” Sesungguhnya aku berharap bisa bertemu Rasulullah Saw di hari kiamat, lalu aku berkata kepada beliau,’ aku adalah pelayan kecilmu, Unais.”
Ketika Anas sakit yang dalam sakitnya ini dia meninggal, dia berkata kepada keluarganya,” Talqinkan aku dengan La Illa ha Illallah,MuhammadurRasulullah.” Maka Anas senantiasa mengucapkannya sampai dia meninggal.
Anas Ra mewasiatkan agar mengubur tongkat kecil milik Rasulullah Saw bersamanya, maka tongkat itu diletakkan disampingnya.
Selamat kepada Anas bin Malik al-Anshari Ra yang telah mendapatkan limpahan kebaikan dari Allah Swt. Dia hidup dalam bimbingan Rasulullah Saw yang agung selama 10 tahun sempurna.
Dia adalah orang ketiga setelah Abu Hurairah dan Abdullah bin umar dalam meriwayatkan hadits Rasulullah Saw.
Semoga Allah membalasnya dan membalas ibunya atas apa yang dia berikan untuk islam dan kaum muslimin dengan sebaik-baik balasan.

0 komentar:

Posting Komentar